Senin, 23 November 2015

Hari Guru Nasional

Guruku Pahlawanku Tema Tabligh Akbar Hari Guru Nasional di Istiqlal


Hidayatullah.com–Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional, AQL Islamic Center dan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengadakan Tabligh Akbar dengan mengusung tema “Guruku Pahlawanku”.
Tampil sebagai pemateri pakar pendidikan Islam Dr. Adian Husaini, MA, Penasihat Lembaga Islam Internasional untuk Pendidikan dari Arab Saudi Syeikh Khalid Al-Hamudi, serta Ustad Bachtiar Nasir, Lc, MM, Pimpinan AQL Islamic Center dan Sekjend MIUMI di Masjid Istiqlal, Jakarta Sabtu (21/11/2015).
“Tugas kita sebagai guru dan orang tua adalah menanamkan nilai-nilai keadilan dalam diri anak kita, supaya dia tau letak segala sesuatu dengan betul, tujuanya adalah supaya anak anak ini beradab,” ujar Adian di hadapan ratusan peserta dalam materinya bertema “Peran Guru dalam Pendidikan Islam“.
Ia mencontohkannya kisah Nabi dan Sahabat dalam hal mendidik anak.
Melihat beratnya tugas para guru untuk mengajari yang haq dan bathil, mengajarkan menghitung serta menguasai ilmu sosial dan ilmu pasti, juga harus memikul tanggung jawab untuk membesarkan jiwa anak didik mereka dengan ilmu agama. Maka pantaslah guru dinobatkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa .
Sementara itu Syeikh Khalid dengan di dampingi penerjemah menyampaikan keutamaan seorang guru (Mualim), sifat seorang guru, dan kewajiban guru. Ia mengutip ayat al-Quran yang menjelaskan tingginya posisi derajat seseorang yang berilmu (guru).
Menarik di akhir penyampaian materi, ia memberikan pertanyaan berhadiah kepada para peserta dan memberikan dua buah galon air zamzam untuk dibagikan kepada seluruh peserta tabligh akbar dengan saran sedikit-sedikit saja, agar semua kebagian melalui sang penerjemah.
Ia juga meresmikan program terbaru dari AQL Islamic Center yaitu “Program GuruQu” (Guru Qur’an) program yang memfokuskan untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan memuliakan (kesejahteraan) para guru.
Menjelang akhir acara, Bachtriar Nasir membawakan materi “Guruku Pahlawanku” dan mengungkapkan, “Para guru mengerjakan separuh proyek negara, karena merekalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa yang membangun jiwa bangsa, sementara proyek kebanyakan kita adalah membangun badanya.”
“Betapa mulianya seorang guru, sehingga bisa dikatakan guru itu lebih berhak dimuliakan ketimbang orang tua,” ujar Bachtriar Nasir menjelaskan.
Zainuddin Aziz (24) mahasiswa LIPIA Jakarta yang datang di acara ini berharap agar posisi guru menguat pada jiwa anak muda.
“Semangat dan motivasi untuk menjadi seorang guru itu harus kembali menguat dalam jiwa-jiwa kita, khususnya bagi para generasi muda Islam,” ungkap aziz yang datang bersama mahasiswa LIPIA lainya.
“Kami berharap kegiatan seperti ini tidaklah berlangsung hanya satu kali, tetapi berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya, agar ruh dari kegiatan dan inti dari kegiatn ini, tidak berhenti  di dalam ruangan masjid ini, tetapi berlanjut dalam kehidupan keseharian kita,” tutup Aziz.*/M Rifa’I Fadhli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar